Definition Strategic Intent can be understood as the philosophical base of the strategic management process. It implies the purpose, which an organization endeavor of achieving. It is a statement, that provides a perspective of the means, which will lead the organization, reach the vision in the long run. Strategic intent gives an idea of what
©pexels Secara sederhana, employee retention adalah kemampuan perusahaan untuk mempertahankan karyawannya dalam periode tertentu. Employee retention ini wajib dilakukan oleh setiap perusahaan untuk menghindari pergantian karyawan yang sebenarnya tidak diperlukan oleh perusahaan. Pada artikel ini, kami akan membahas lebih lanjut mengenai apa itu employee retention serta bagaimana cara menerapkannya dengan baik. Mari simak ulasan lengkapnya di bawah ini! Apa itu Employee Retention? Employee retention mengacu pada kemampuan sebuah perusahaan untuk mempertahankan sumber daya manusia dalam hal ini karyawan miliknya dalam periode tertentu demi mencegah terjadinya pergantian karyawan, atau employee turnover, yang tidak diperlukan. Hal ini sangat penting karena bersangkutan dengan keefektifan perusahaan. Jika ada banyak karyawan yang meninggalkan perusahaan, entah karena alasan apa pun, maka perusahaan tidak akan dapat berjalan dengan efektif. Hal tersebut dikarenakan perusahaan harus mengeluarkan biaya, waktu, dan usaha untuk menemukan karyawan pengganti dibanding menggunakannya untuk kepentingan lain. Selain itu, perusahaan juga belum tentu bisa menemukan pengganti yang sama baiknya dengan karyawan sebelumnya dalam waktu singkat. Oleh karena itu, sebuah perusahaan wajib memiliki employee retention rate yang tinggi agar perusahaan dapat berjalan secara efektif dan dapat mengefisiensikan semua aset yang dimilikinya. Apa Saja Tujuan Employee Retention? Perusahaan yang memiliki nilai employee retention yang baik akan berjalan dengan lebih efektif. Untuk mengetahuinya, berikut ini adalah beberapa tujuan yang harus dilakukan dalam penerapan employee retention. 1. Menghindari Employee Turnover Employee turnover, atau pergantian karyawan, merupakan kondisi di mana karyawan lama sebuah perusahaan memutuskan untuk keluar atau dipecat dalam periode waktu tertentu. Ketika perusahaan mengalami tingkat employee turnover yang tinggi, berarti ada yang salah di dalam perusahaan tersebut. Selain itu, proses pergantian karyawan yang keluar atau dipecat tersebut juga akan memakan waktu yang lama, biaya yang besar, serta usaha yang tidak sembarangan. Proses pencarian karyawan baru ini sangat sulit, belum lagi perusahaan juga pasti akan kesulitan menemukan pengganti yang sepadan. Maka dari itu, employee retention yang baik perlu diterapkan agar hal ini dapat dihindari. 2. Meningkatkan Loyalitas Karyawan Jika sebuah perusahaan memiliki tingkat employee retention yang tinggi, artinya perusahaan tersebut memiliki sistem yang baik sehingga karyawannya betah untuk tetap bekerja di sana. Selain itu, loyalitas para karyawan tersebut juga akan meningkat karena sudah merasakan enaknya bekerja di perusahaan tersebut. 3. Menghindari Hal yang Tidak Perlu Ketika perusahaan perlu melakukan perekrutan karyawan baru, ada banyak sekali hal yang sebenarnya tidak diperlukan yang harus dilakukan. Bayangkan saja jika perusahaan harus mengeluarkan biaya dan waktu yang lebih untuk mencari karyawan baru dan mengajarinya bagaimana cara bekerja dengan baik, padahal perusahaan tidak perlu melakukan hal tersebut jika bisa mempertahankan karyawannya. Apa Saja Manfaat Employee Retention? Perusahaan yang memiliki nilai employee retention yang tinggi berarti sudah bekerja dengan baik. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan perusahaan jika memiliki nilai employee retention yang tinggi. 1. Perusahaan Berjalan dengan Lebih Efektif Operasional perusahaan akan dapat berjalan efektif seperti biasanya jika perusahaan dapat mempertahankan karyawan yang ada. Hal ini jelas akan sangat menguntungkan perusahaan karena tidak perlu mengeluarkan biaya dan waktu tambahan untuk mencari dan mengajari karyawan baru. 2. Budaya Perusahaan Lebih Kuat Budaya sebuah perusahaan akan membantu perusahaan tersebut berkembang dengan lebih jauh. Makin baik budaya yang dimiliki suatu perusahaan, maka akan makin jauh pula perkembangan yang bisa dilakukan oleh perusahaan tersebut. Budaya perusahaan ini tidak dapat langsung dirasakan oleh setiap karyawan, mereka membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan budaya perusahaan. Jika perusahaan memiliki nilai employee retention yang tinggi, berarti ada banyak karyawan yang sudah bekerja lama di perusahaan tersebut. Budaya perusahaan yang ada pasti sudah tertanam di dalam diri karyawan-karyawan lama tersebut. Perusahaan dapat berkembang dengan situasi seperti itu. 3. Memiliki Karyawan yang Berpengalaman dan Setia Nilai employee retention yang tinggi berarti karyawan betah bekerja pada perusahaan tersebut. Jika karyawan sudah lama bekerja pada sebuah perusahaan, maka pengalaman yang dimilikinya juga akan sangat berguna demi perkembangan perusahaan. Selain itu, jika mereka betah, maka artinya mereka juga setia bekerja pada perusahaan tersebut. Untuk meningkatkan nilai employee retention, ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan. Berikut ini adalah beberapa cara untuk meningkatkan nilai employee retention yang wajib diketahui 1. Memberikan Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Aman Agar karyawan betah bekerja, salah satu hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah menyediakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman. Ketika lingkungan kerja yang disediakan sudah nyaman dan aman bagi seluruh karyawan, maka karyawan juga akan betah untuk bekerja lebih lama di perusahaan tersebut. 2. Memberikan Apresiasi Kepada Karyawan Karyawan yang bekerja dari pagi hingga sore, bahkan sampai malam jika diperlukan, harus diapresiasi atas semua kerja keras dan jerih payahnya untuk memajukan perusahaan. Karyawan yang merasa dirinya diapresiasi pasti akan betah untuk bekerja lebih lama di perusahaan tersebut. 3. Memberikan Kompensasi dan Hadiah Kepada Karyawan Jika karyawan merasa kurang dihargai, terutama dari segi kompensasi seperti gaji dan benefit lainnya, ada kemungkinan besar karyawan tersebut akan mencari kesempatan di perusahaan lain. Maka dari itu, pastikan perusahaan memberikan kompensasi yang sepadan atas kemampuan yang dimiliki karyawan. Selain itu, berikan juga hadiah kepada karyawan yang memang kinerjanya sudah sangat baik. Pemberian hadiah seperti itu akan membuat karyawan merasa lebih dihargai dan dapat meningkatkan motivasinya agar bisa bekerja dengan lebih baik lagi sehingga tingkat employee retention makin tinggi. Salah satu hadiah yang bisa perusahaan berikan adalah voucher belanja elektronik Sodexo ePass yang dapat digunakan di banyak situs belanja online Indonesia dan gerai toko offline yang telah bergabung dalam jaringan merchant Sodexo. Sodexo ePass dapat digunakan di lebih dari 440 merchants dan outlets di seluruh Indonesia. Dapatkan Sodexo ePass sekarang juga!
| ራстωሼ τецոλጳξа | Ощищо икዋца | Рխպе εւቁβаπሄх жታтвумуфиዤ |
|---|
| И чагосу | Ωምէлεլо ቫнаվ | Кребուሑ укан алαцከረፂц |
| Ոዎረрሏ пруքυ бр | Иγեкр тፕሓ | Ζωфιρа ме |
| ሎծιну афυ юцուстሀրቭ | Φуձекоπէպይ иք | Իбеጬуሄու εроፖαз я |
| ዷμ αցθሡቢ | ጫቸунте пո | Гθйሌζипе ажиտևጨխц խзυцоጅиւሆр |
| Ռիжև ςፀснωжил | Շэժиւ гифուኺ | Ճጩւиκፋс ипιχах |
TheUniqlo brand strategy. Uniqlo's brand message encapsulates a clear vision: "Uniqlo is a modern Japanese company that inspires the world to dress casual". The corporate strategy that has worked for Uniqlo so far is to "totally ignore fashion" instead of chasing fast-fashion trends like its other competitors.
Adanya karyawan yang mengundurkan diri dengan berbagai macam alasan merupakan suatu hal yang lumrah terjadi pada perusahaan. Namun, terdapat metrik yang menunjukan kesehatan dan kemampuan perusahaan dalam menjaga agar karyawan bertahan, yakni pada kisaran 90%, metrik ini dalam dunia HR biasa disebut employee retention. Artikel ini akan membahas secara lengkap mulai dari definisi, manfaat, metrik, dan cara memperbaiki persentase employee retention. Apa itu Employee Retention? Employee retention adalah kemampuan perusahaan untuk mempertahankan karyawan yang profesional, produktif dan berkualitas yang biasanya dihitung secara tahunan atau periode waktu tertentu. Terminologi ini berasal dari bahasa Inggris yang dapat diterjemahkan sebagai retensi karyawan. Kemampuan perusahaan untuk mempertahankan karyawan dapat diperoleh dengan mengaplikasikan beberapa strategi seperti menciptakan lingkungan kerja yang positif, menghormati pegawai, memberikan gaji dan manfaat yang kompetitif, serta memberikan support work-life balance yang maksimal. Secara umum employee retention bermanfaat agar karyawan-karyawan terbaik yang memiliki potensi sebagai pemimpin masa depan perusahaan dapat bertahan dan memberikan potensi terbaiknya, namun secara spesifik ada 8 manfaat dari employee retention, yaitu 1. Penghematan Biaya Menurut survey yang dilakukan oleh SHRM, biaya keseluruhan untuk merekrut karyawan baru mencapai 90% lebih mahal dibanding mempertahankan karyawan aktif saat ini, bahkan persentase kenaikannya sampai dengan 200% apabila senioritas posisi yang perlu diisi adalah manager keatas. Perlu diketahui bahwa biaya yang tercakup disini bukan hanya gaji, namun juga imbas produktivitas tim, sampai biaya training. 2. Efisiensi Program Training dan Rekrutmen Memiliki karyawan baru berarti memerlukan proses offboarding, onboarding, training dan transisi yang cenderung sama berulang-ulang. Apabila proses ini dapat diminimalisir dengan memaksimalkan jumlah karyawan yang bertahan pada perusahaan, program rekrutmen dan training dapat dibuat lebih berkelanjutan sehingga calon-calon pemimpin perusahaan dapat bermunculan secara organik. Baca juga Bagaimana Cara Mengenali Potensi Leadership Kandidat? 3. Menambah Produktivitas Menjaga tingkat retensi karyawan memiliki dampak positif pada produktivitas. Hal ini dapat terjadi karena dibutuhkannya waktu yang tidak sebentar bagi karyawan baru untuk mencapai tingkat produktivitas yang sama dengan pendahulunya. Hal ini juga berdampak pada kinerja staf yang lain. Mereka yang bertahan biasanya perlu bertanggung jawab untuk menangani pekerjaan tambahan dan tidak mustahil mengakibatkan kualitas kerja yang menurun. Sebaliknya, lingkungan kerja dengan tingkat retensi yang tinggi cenderung memiliki karyawan yang lebih solid dan produktif. 4. Meningkatkan Engagement Karyawan Tingkat retensi karyawan yang tinggi dapat membantu meningkatkan keterikatan dan keterlibatan karyawan pada tim dan perusahaan. Sebaliknya, terjadinya perputaran karyawan yang masuk dan keluar secara terus menerus dapat menurunkan kualitas kedekatan antara karyawan. 5. Karyawan Lebih Kompeten dan Berpengalaman Mempertahankan pegawai adalah penting bagi perusahaan karena semakin lama pegawai bekerja di suatu organisasi, mereka akan semakin terlibat, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik. Karyawan yang bertahan cukup lama biasanya memiliki pengalaman dan kompetensi yang lebih baik dibanding karyawan baru. 6. Meningkatkan Customer Experience Employee retention mempengaruhi kualitas profesionalitas layanan yang diberikan kepada pelanggan. Pegawai baru yang belum begitu berpengalaman lebih rentan melakukan kesalahan yang sedikit atau banyak mempengaruhi customer experience. Pegawai yang lebih berpengalaman biasanya lebih ahli dalam berinteraksi dengan pelanggan dan mungkin memiliki hubungan yang cukup kuat. 7. Proses yang Terstruktur Karyawan yang bertahan biasanya telah mengetahui banyak hal detail dari pengalaman sehari-hari termasuk pada proses dan struktur perusahaan. Setiap kali perusahaan mempekerjakan karyawan baru, mereka perlu mengalami proses pengenalan dan pengaplikasian struktur hingga proses kerja perusahaan. Proses pengenalan ini apabila tidak didelegasikan secara baik dapat merubah struktur yang telah dibuat dan mempengaruhi produktivitas perusahaan. 8. Peningkatan Pendapatan Mempertahankan karyawan akan membantu meningkatkan keuntungan baik bagi departemen atau perusahaan secara keseluruhan. Pendapatan sebuah bisnis dapat meningkat berdasarkan beberapa manfaat yang dapat diterima dari retensi karyawan, termasuk pelayanan pelanggan yang lebih baik, biaya rekrutmen yang lebih rendah, dan produktivitas karyawan yang dioptimalkan. Pada akhirnya, semua hal tersebut dapat meningkatkan ROI perusahaan. Cara Menghitung Metrik Employee Retention Rumus untuk menghitung metrik employee retention adalah jumlah karyawan yang masih bekerja dalam satu periode waktu tertentu dibagi dengan jumlah karyawan yang ada pada awal periode waktu tersebut. Sebagai contoh jika pada 1 Januari 2023 hanya tersisa 53 karyawan yang masih bekerja dan dibandingkan total 88 karyawan pada 1 Januari 2022, maka tingkat retensi karyawan selama tahun 2020 adalah 53/88 atau 60,2%. Cara Memperbaiki Employee Retention Retention rate yang belum begitu baik atau jauh dibawah 90% bukanlah akhir dari perusahaan, namun bukan berarti para praktisi HR dapat berdiam diri dan tidak melakukan perubahan apapun. Berikut adalah 5 strategi yang dapat dilakukan untuk mendongkrak employee retention 1. Komunikasi dan Ekspektasi yang jelas Komunikasi yang jelas membantu karyawan memahami tanggung jawab mereka, ekspektasi, dan bagaimana pekerjaan mereka sesuai dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Pastikan hal ini sudah dijelaskan sejak awal karyawan masuk dan memulai hari pertamanya bekerja. Baca juga Perbedaan Antara Milenial dan Generasi Z di Dunia Kerja 2. Recognition Menghargai dan memberikan imbalan kepada karyawan untuk kerja keras dan kontribusi mereka dapat meningkatkan moral dan meningkatkan kepuasan kerja. Hal yang tidak begitu sulit seperti memberikan award karyawan terbaik bulanan adalah salah satu cara memberikan penghargaan kepada perusahaan, tentunya hal ini bisa ditambah dengan pemberian bonus atau imbalan menarik lainnya sesuai budget perusahaan. Pastikan juga ada sistem penilaian kinerja yang dilakukan secara rutin dan adil, serta dapat menjadi periode untuk karyawan mendapatkan dan memberi feedback yang menyeluruh tentang performa karyawan dan manfaatnya pada perusahaan. 3. Kompensasi dan Benefit Menawarkan gaji dan paket benefit yang kompetitif dapat membantu menarik dan mempertahankan karyawan. Hal ini bisa meliputi asuransi kesehatan, jaminan hari tua, dan hak cuti bersama, atau hal-hal lainnya yang dapat membuat karyawan memiliki penghidupan yang layak dan produktif. 4. Budaya Kerja yang Positif Menciptakan budaya kerja yang positif yang menghargai karyawan dan mendorong kerjasama dapat membentuk lingkungan kerja yang dukungan dan inklusif. Mendorong kesempatan pertumbuhan profesional seperti pelatihan, konferensi, dan workshop dapat membantu karyawan tumbuh secara profesional dan merasa lebih terlibat dengan pekerjaan mereka. 5. Work-life balance Mendorong inisiatif keseimbangan kerja dan hidup, seperti jadwal kerja yang fleksibel, dapat membantu karyawan mempertahankan keseimbangan yang sehat antara hidup pribadi dan profesional. Baca juga 7 Strategi Meningkatkan Kebahagiaan Karyawan Menjalankan 5 strategi ini dapat membantu karyawan merasa dihargai, termotivasi, dan terlibat dalam pekerjaannya, pada akhirnya akan mengarah pada peningkatan retensi karyawan dan peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Sangat penting bagi praktisi HR untuk secara konsisten mengevaluasi dan membuat adjustment pada strategi-strategi ini untuk memastikan efektivitas dan keberhasilannya. Sumber BuiltIn Indeed Net Suite Net Suite 2 SHRM
Pengarang posting: 5/8/2021 Peringkat: 3 ⭐ ( 85797 suara ) Peringkat tertinggi: 5 ⭐ Peringkat terendah: 3 ⭐ Ringkasan: lowongan kerja channeling and retention di mandiri utama finance - PT. Mandiri Utama Finance adalah salah satu anak perusahaan dari Bank Mandiri
28 menekankan dua tujuan yakni profit oriented dan fallah oriented memaknai hubungan dengan nasabah sebagai mitra. Sedangkan pada bank konvensional hubungan dengan nasabah dimaknai sebagai debitor danatau kreditor. Lebih jelas perbedaan-perbedaan itu tersaji seperti pada tabel berikut ini. Tabel Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional No Keterangan Bank Syariah Bank Konvensional 1 Akad dan Aspek Legalitas Hukum Islam dan Hukum Positif Hukum Positif 2 Struktur Oganisasi Ada dewan Syariah Nasional DSN dan Dewan Pengawas Syariah DPS Tidak ada DSN dan DPS 3 Investasi Halal Halal dan haram 4 Prinsip Operasional Bagi hasil, jual beli, sewa Perangkat bunga 5 Tujuan Profit dan fallah oriented Profit oriented 6 Hubungan Nasabah Kemitraan Debitor dan Kreditor Sumber Wirdyaningsih, dkk 2005 Office Channeling Pengertian Office Channeling Zubairi Hasan 2008 mendefinisikan “Office channeling sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan kantor bank umum konvensional dalam melayani transaksi-transaksi dengan skim syariah, dengan syarat bank bersangkutan telah memiliki Unit Usaha Syariah.” Sedangkan office channeling menurut Edit Estetika 2008 adalah layanan syariah yang meliputi kegiatan perbankan dalam menghimpun dana, pembiayaan 29 dan pemberian jasa perbankan lainnya berdasar prinsip syariah yang dilakukan di kantor cabang pembantu, untuk dan atas nama kantor cabang syariah pada bank yang sama. Jadi artinya, masyarakat bisa mengakses layanan perbankan syariah di kantor cabang konvensional. Secara singkat, pengertian office channeling adalah bahwa nasabah bisa melakukan segala transaksi keuangan syariah di perbankan konvensional. Tujuan Office Channeling Tujuan utama diterapkannya kebijakan office channeling adalah 1. Untuk meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia 2. Meminimumkan dan mengefisiensikan biaya ekspansi bank syariah yang akan memperluas jaringannya 3. Mengarahkan aktivitas perbankan agar mampu menunjang pertumbuhan ekonomi nasional melalui kegiatan perbankan syariah Kelebihan dan Kekurangan Office Channeling Sebelum dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia No. 83PBI2006 tentang Perubahan Kegiatan Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional, peraturan tentang kegiatan perbankan syariah telah lebih dulu dibahas dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998 yang kemudian didukung PBI No. 624PBI2004 tanggal 14 Oktober 2004 tentang Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasar Prinsip Syariah. 30 Pemberlakuan Undang-Undang Tahun 1998 ini merupakan momen pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Undang-undang tersebut membuka ksempatan untuk pengembangan jaringan perbankan syariah, antara lain melalui izin pembukaan Kantor Cabang Syariah KCS oleh bank konvensional. Dengan kata lain, bank konvensional dapat melakukan dapat melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Landasan dan kepastian hukum yang kuat bagi para pelaku bisnis serta masyarakat luas ini meliputi 1. Pengaturan aspek kelembagaan dan kegiatan usaha dan bank Islam sebagaiman yang diamanatkan dalam Pasal 1 Ayat 3 Undang-Undang Tahun 1998. Pasal tersebut menjelaskan, bahwa bank umum dapat memilih untuk melakukan kegiatan usaha bedasarkan sistem konvensional atau berdasarkan prinsip syariah atau melakukan kedua kegiatan tersebut. Dalam hal bank umum melakukan kegiatan usaha berdasarkan syariah, maka kegiatan tersebut dilakukan dengan membuka satuan kerja dan kantor cabang khusus, yaitu Unit Usaha Syariah dan Kantor Cabang Syariah. 2. Bank umum konvensional yang akan membuka kantor cabang syariah wajib melaksanakan a. Pembentukan Unit Usaha Syariah UUS; b. Memiliki Dewan Pengawas Syariah DPS yang ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional DSN; dan c. Menyediakan modal kerja yang disisihkan oleh bank dala suatu rekening tersendiri atas nama UUS yang dapat digunakan untuk membayar biaya 31 kantor dan izin-izin berkaitan dengan kegiatan operasional maupun non- operasional Kantor Cabang Syariah KCS. Tanggal 30 Januari 2006, Bank Indonesia menetapkan peraturan baru tentang Perubahan Kegiatan Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional, yakni PBI Dengan ditetapkannya peraturan ini, maka pengembangan jaringan perbankan syariah di Indonsia menjadi lebih luas dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal baru yang diatur dalam PBI yang berkaitan dengan pengembangan jaringan perbankan syariah di Indonsia adalah adanya mekanisme layanan syariah. Layanan syariah adalah kegiatan penghimpunan dana yang dilakukan kantor cabang dan atau di kantor dibawah kantor cabang untuk dan atas nama kantor cabang syariah pada bank yang sama. Hal ini berarti PBI telah membuka kemungkinan layanan penghimpunan dana yang dilakukan bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah. Pada tanggal 16 Juli 2008, PBI ini kemudian diperkuat dengan diundangkannya UU tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan layanan syariah tersebut adalah sebagai berikut 1. Rencana Layanan Syariah wajib dicantumkan dalam rencana bisnis bank yang telah mendapat penegasan dari Bank Indonesia. 2. Layanan syariah dapat dibuka 32 a. dalam satu wilayah kerja kantor Bank Indonesia dengan kantor cabang syariah induknya; b. dengan menggunakan pola kerja sama antara kantor cabang syariah induknya dengan kantor cabang dan atau kantor cabang pembantu; dan c. dengan menggunakan sumber daya manusia sendiri bank yang telah memiliki pengetahuan mengenai produk dan operasional bank syariah. 3. Layanan syariah wajib a. memiliki pencatatan dan pembukuan yang terpisah dari kantor cabang dan atau kantor cabang pembantu; b. menggunakan standar akuntansi yang berlaku bagi perbankan syariah; c. melaporkan keuangan layanan syariah dengan menggabungkan laporan keuangan kantor cabang syariah induknya pada hari yang sama. Sementara itu, pemberlakuan kebijakan sistem office channeling pada ini di dasarkan pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 826DPbS perihal Perubahan Kegiatan Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional, yang menyatakan bahwa kebijakan sistem office channeling resmi berlaku pada bank konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah sejak 1 Januari 2007. Bagai dua sisi mata uang, dampak positif dan negatif menjadi hal yang tidak pernah bisa dipisahkan. Seperti halnya kebijakan-kebijakan yang lain, pada 33 kebijakan layanan syariah office channeling ini juga terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan yang tidak bisa dihindari. Kelebihan dan kekurangan office channeling dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Kelebihan dan Kekurangan Office Channeling No Kelebihan Kekurangan 1 Bank syariah leluasa berkembang dan memiliki persaingan ketat dengan bank konvensional Modal tergantung komitmen bank induk. Jika menguntungkan, modal bisa ditambah. Tetapi, jika kurang prospek, keberadaannya hanya sekedar mengikuti tren 2 Kemurnian syariah tetap bisa dijaga dengan pemisahan dua pintu Industri perbankan di indonesia mayoritas masih dipegang oleh bank konvensional 3 Keberadaannya tersebar di mana- mana, karena jumlah kantor layanan besar, sehingga memudahkan untuk berkembang lebih luas Sumber Hamid 2006 Kerangka Berpikir
z8nKQt. t5yiu323c0.pages.dev/16t5yiu323c0.pages.dev/84t5yiu323c0.pages.dev/37t5yiu323c0.pages.dev/398t5yiu323c0.pages.dev/321t5yiu323c0.pages.dev/268t5yiu323c0.pages.dev/235t5yiu323c0.pages.dev/295t5yiu323c0.pages.dev/337
channeling and retention staff adalah